Percy Jackson and the Lightning Thief adalah sebuah film fantasi
petualangan yang diadaptasi dari seri pertama dari novel Percy Jackson
and the Olympians yang berjudul The Lightning Thief karya novelis Rick
Riordan. Seri Percy Jackson and the Olympians sendiri merupakan sebuah
adaptasi bebas dari kisah-kisah mitologi Yunani, yang menceritakan
mengenai petualangan Percy Jackson, yang menemukan dirinya adalah
seorang demigod (manusia setengah dewa), hasil hubungan dewa lautan dan
gempa Bumi, Poseidon, dengan Sally Jackson, seorang wanita Bumi.
Seri pertama dari petualangan Percy Jackson ini, The Lightning Thief, disutradarai oleh Chris Colombus, yang sebelumnya populer dengan film-film komedi keluarga semacam Home Alone, Nine Months dan Jingle All The Way.
Dalam hal mengadaptasi dan mengerjakan sebuah proyek film bergenre fantasi dan petualangan, nama Columbus juga tidak perlu diragukan karena ialah yang pertama kali menyutradarai dua seri pertama Harry Potter, Harry Potter and the Sorcerer’s Stone serta Harry Potter and the Chamber of Secrets.
Seri pertama dari petualangan Percy Jackson ini, The Lightning Thief, disutradarai oleh Chris Colombus, yang sebelumnya populer dengan film-film komedi keluarga semacam Home Alone, Nine Months dan Jingle All The Way.
Dalam hal mengadaptasi dan mengerjakan sebuah proyek film bergenre fantasi dan petualangan, nama Columbus juga tidak perlu diragukan karena ialah yang pertama kali menyutradarai dua seri pertama Harry Potter, Harry Potter and the Sorcerer’s Stone serta Harry Potter and the Chamber of Secrets.
Percy Jackson (Logan Lerman) adalah seorang anak biasa yang tinggal di
kota New York. Percy seringkali merasa rendah diri akibat diseleksia
(kesulitan untuk membaca) yang ia derita. Semenjak kecil sendiri, Percy
tidak mengenal siapa ayahnya. Ia tinggal dengan ibunya, Sally Jackson
(Catherine Keener), yang sekarang sedang berhubungan dengan seorang
pria, Gabe Ugliano (Joe Pantoliano), yang sangat dibenci Percy.
Ketika sedang mengadakan sebuah kunjungan ke museum bersama teman-teman
sekelasnya, Percy diserang oleh gurunya yang tiba-tibanya berubah
menjadi sebuah monster dan meminta Percy untuk mengembalikan tongkat
petir milik dewa Zeus (Sean Bean) kepada dirinya.
Beruntung, ia diselamatkan oleh Mr Brunner (Pierce Brosnan) dan
sahabatnya, Grover (Brandon T Jackson). Berdua, mereka akhirnya
menjelaskan bahwa Percy adalah seorang demigod, manusia setengah dewa,
hasil hubungan dewa Yunani dengan makhluk Bumi, dimana untuk kasus Percy
sendiri ia adalah hasil hubungan ibunya dengan dewa Poseidon (Kevin
McKidd).
Percy sendiri saat ini sedang dikejar-kejar oleh warga Olympia (penghuni
kerajaan dewa Yunani) yang mengira bahwa Percy mencuri tongkat petir
milik Zeus dan ingin memiliki tongkat tersebut, termasuk dewa Hades
(Steve Hoogan), yang menahan ibu Percy agar ia dapat menukarkannya
dengan tongkat petir tersebut.
Untuk mengamankannya, Mr Brunner (yang akhirnya membuka identitas
aslinya sebagai Chiron, manusia setengah kuda) dan Grover (yang
identitas aslinya adalah seorang satyr, manusia setengah kambing),
akhirnya membawa Percy ke sebuah tempat pelatihan para kaum demigod yang
disebut Camp Half-Blood.
Disini, Percy mengenal Annabeth Chase (Alexandra Daddario), putri dewi
Athena, yang nantinya bersama Grover akan menemani Percy berpetualang
melawan Medusa (Uma Thurman) dan menghadapi Hades untuk mendapatkan
kembali ibunya sekaligus berusaha menemui Zeus dan menceritakan hal yang
sebenarnya telah terjadi.
Kalau mau dilihat dari jalan cerita yang diberikan, petualangan Percy
Jackson ini sebenarnya tidak menawarkan sesuatu yang baru, kecuali
sebuah adaptasi dari kisah para demigod (ingat Hercules?) yang
diadaptasi ke sebuah setting waktu dan lokasi yang modern. Jika bagian
kisah demigod ini disingkirkan, mungkin semua orang akan menganggap
Percy Jackson and the Olympians adalah sebuah seri cerita yang meniru
kisah petualangan Harry Potter yang lebih dahulu populer.
Sama seperti yang dilakukan Columbus pada The Sorcerer’s Stone, ia juga
mengadaptasi The Lightning Thief dengan semangat untuk bersenang-senang,
dan tidak dengan gaya penyutradaraan yang serius seperti beberapa seri
terakhir dari Harry Potter. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya adegan
dan tokoh yang digambarkan secara komikal.
Sayangnya, beberapa adegan terasa sangat, sangat berlebihan (Do we
really need that extended dancing with Poker Face scene?) dan tidak pada
tempatnya. Tiga pemeran utama film ini diperankan oleh tiga orang aktor
dan aktris yang belum memiliki jam terbang yang tinggi dalam dunia
peran. Untungnya, mereka tidak menampilkan akting yang buruk, walau
beberapa akan mengeluhkan kurangnya chemistry antara trio ini.
Penampilan mereka juga sangat didukung oleh para jajaran pemeran
pendukungnya, yang terdiri dari aktor dan aktris senior Hollywood. Para
pemeran pendukung ini dengan berhasil membawa nafas kehidupan yang
membuat film ini menjadi lebih dapat dinikmati. Pujian khusus harus di
berikan pada Uma Thurman yang tampil sangat pas memerankan tokoh Medusa.
Kekurangan lain yang membuat The Lightning Thief adalah film ini kurang
memberikan treatment lebih pada sisi-sisi teknis yang seharusnya ada
pada film-film bergenre faantasi petualangan. Ini dapat dilihat dari
special effect dan tata suara yang terkesan sangat pas-pasan. Padahal,
sisi teknikal itulah yang, mungkin, akan menjadikan film-film bergenre
seperti ini lebih dapat dinikmati kualitasnya.
Terasa tanggung disana sini, membuat Percy Jackson and the Lightning
Thief terkesan sebagai sebuah versi tiruan buruk dari serial Harry
Potter. Untungnya film ini masih memiliki jajaran pendukung para aktor
dan aktris Hollywood papan atas (satu-satunya bagian terbaik di film
ini,) yang mampu menyelamatkan film ini menjadi sebuah petualangan yang
membosankan.
Tiga pemeran utama film ini sebenarnya tidak terlalu buruk, namun tetap
saja belum memberikan penampilan mereka yang terbaik. Sebagai awal dari
sebuah perjalanan, The Lightning Thief sepertinya harus puas dianggap
sebagai sebuah ‘versi Amerika Serikat’ dari petualangan Harry Potter.
Tidak lebih. Mudah-mudahan bagian keduanya memiliki sesuatu yang lebih
yang dapat menempatkan franchise ini nantinya di posisi yang lebih baik.
Subtitle: Download zip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar