..:: SELAMAT DATANG DI BLOG BIOSKOP TRANSPARANT ! Anda dapat Mendownload Film, Membaca Cerita, Belajar by Tutorial, Semoga Menyenangkan ::..

Menu Utama

Selasa, 27 November 2012

Kumpulan Cerita Horor: Misteri Burung Hantu Jadi-jadian

Kabar tentang burung hantu jadi-jadian yang muncul di setiap malam semakin ramai diperbincangkan. Di setiap rumah, warung, pos ronda, sawah, empang, bahkan sudah menyebrang ke beberapa desa tetangga.

Konon menurut cerita para saksi, burung ini sering muncul dan bertengger diatap rumah orang hamil, atau di batang pohon yang menghadap rumah orang hamil. Selain itu, burung ini juga sering muncul dan berjalan-jalan di teras rumah penduduk. Dan yang lebih anehnya lagi burung ini pernah muncul dan menghampiri kerumunan warga yang sedang ngobrol-ngobrol di teras rumah, tapi begitu hendak ditangkap burung itu langsung terbang dengan meninggalkan kesan misteri pada warga.


Suasana setiap malam semakin mencekam beraneka asumsi warga semakin tidak karuan berseliweran, yang jelas intinya ini adalah burung jadi-jadian mungkin ada salah seorang warga dikampung kami ada yang sedang menjalankan pesugihan.

Keamanan desa semakin ditingkatkan, puluhan pemuda dikerahkan untuk berjaga-jaga atau berkeliling desa dengan senjata seadanya, batu, kayu, besi, golok, sampai ada yang menenteng bedil angin. Pemuda dibagi dua kelompok. Kelompok pertama yang diketuai oleh seorang ustad berjaga diluar kampung, sementara saya bergabung dalam kelompok kedua yang berjaga didalam kampung, dan senjata yang saya bawa adalah kamera poket merek canon 12 M.

Malam semakin mencekam dibalik kegelapan bayang-bayang pepohonan puluhan pasang mata mulai berkeliaran menembus kegelapan diantara ranting pepohonan dan atap-atap rumah warga berharap sang buruan ada diantara tempat-tempat itu, kami semua duduk mengintai tampa ada yang berani mengeluarkan suara.

Benar saja, tiba-tiba dari arah pemakaman berkelebat persis di atas kepala saya sosok putih besar sebesar bebek menerobos kegelapan menuju arah pemukiman warga, Blek,, blek,, blek,, suaranya berat sekali tapi bikin bulu kuduk merinding. Posisi saya saat itu duduk dibawah tiang listrik bersembunyi dibawah bayangannya. Persis diatas kepala saya, diatas kabel utama tiang listrik burung itu hinggap dan bertengger, suara bisik-bisik dari teman-teman yang lain mulai terdengar ditelinga saya yang kebetulan posisi persembunyian mereka agak jauh dari saya. Kamera sengaja saya setting menggunakan efek malam, perlahan-lahan saya berdiri membidik burung itu, klik, pijaran lampu dari kamera saya menerangi sekitar burung itu, tampak jelas matanya yang tajam menatap saya dan wajahnya yang kelihatan semakin putih akibat cahaya terkesan horor banget, bidikan yang kedua saya lakukan tapi sayang burung itu keburu terbang meninggalkan saya. Suara gaduh mulai bersahutan dari teman-teman yang lain, mereka menghampiri dan memprotes saya, kenapa harus diphoto?.. jadi kabur kan burungnya?.. coba kalau ditembak mungkin burung itu sudah mati. Saya hanya tersenyum menanggapi sikap mereka, "saya inikan wartawan, jadi dilarang membunuh, meskipun musuh sudah ada didepan mata, tugas saya cuma meliput..."

Dengan rasa kecewa teman-teman meninggalkan saya berlari mengejar kearah burung itu terbang. Suara gaduh teriakan mengundang kelompok pertama yang berada diluar kampung, suasana makin ramai, tapi mencekam. Sudah 1 jam berkeliling ternyata belum ketemu juga jejak sang buruan tadi. Akhirnya semua pasukan kembali dalam posisi semula, diam bersembunyi dibalik kegelapan.. Hening...

Blek,, blek,, blek,, setelah 30 menit menunggu kembali suara itu terdengar dari arah selatan. Dan kembali nangkring ditempat tadi saya mengambil gambar, saya kembali mencoba membidik tapi tiba-tiba saya ditarik teman saya, ''tolong jangan bikin buruan kita kabur lagi, sekarang mendingan kita tembak,, saya menuruti kata-kata mereka tapi kamera tetap standby, buat jaga-jaga.

Kali ini yang pegang bedil bukan orang yang malam-malam sebelumnya, karena sudah berkali-kali burung itu ditembak tapi meleset terus, jadi ponakan saya yang satu ini baru ikut gabung berburu cuma malam ini saja.. Sang jago tembak mulai membidik, "tar!!!,, burung itu diam saja tapi ketika hendak ditembak ulang burung itu tiba-tiba tergantung dengan kaki diatas mencengkram kabel.. Suara sorak bergemuruh laksana perang sudah berahir dengan membawa kemenangan,, saya langsung membidik burung yang tergantung dikabel tiang listrik itu, hingga melayang dan ahirnya menukik kebawah dan terkapar ditanah, kasihan sekali nasibmu burung hantu.

Mendengar teriakan kemerdekaan yang terus bersahutan, akhirnya mengundang penasaran warga yang ada di dalam rumah, akhirnya tak sedikit warga yang keluar dan ingin melihat rupa sang burung hantu misteri yang bikin heboh itu. Semua pasukan saya suruh baris dengan masing-masing menunjukan senjatanya, sementara burung yang sudah mati itu dipegang dan direntangkan didepan pasukan lalu saya photo, "klik, sungguh gambarnya bagus banget, karena kejadiannya sudah 4 tahun jadi ketika saya cari-cari filenya untuk bukti tulisan ini, ga ketemu-temu juga.

Esoknya berita tentang kemenangan mulai tersebar bahkan dengan cepat hingga ke desa sebelah. Photo-photo langsung saya cetak dan saya tempel diluar supaya bisa dilihat setiap orang. Bersamaan dengan itu saya beritakan kepada warga analisa saya tentang burung hantu jadi-jadian itu.

Burung itu burung hantu biasa, kebetulan pada minggu-minggu terahir ini, burung itu sedang melepaskan anak-anaknya yang baru belajar terbang dan mencari makan sendiri, maka jangan heran kalau burung-burung itu muncul enggak mengenal tempat dan waktu karena mereka belum tahu dimana lokasi-lokasi yang mengandung banyak makanan bagi mereka, oleh sebab itulah seolah mereka ada dimana-mana karena jumlah mereka bukan cuma satu, sedangkan yang paling besar itu adalah induknya yang mungkin sedang mengawasi anak-anaknya. Jadi itu bukanlah burung jadi-jadian.

Alhamdulillah setelah misteri terbuka, pada malam-malam berikutnya meskipun ada lagi burung hantu yang lewat tapi sudah dicuekin, kasihan deh lo burung, emang enak dicuekin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar